“Kisah Hubunganku dengan Ibu Muridku Saat Les Private”

“Rud.. mau kan tolongin Tante..?” tanya si Tante dengan manja.
“Loh.. tolongin apalagi nih Tante..?” jawab saya.
“Tolong puaskan Tante, Tante kesepian nih..!” jawab si Tante.

Astaga, betapa kagetnya saya mendengar kalimat itu keluar dari mulut Tante Stella yang memiliki rambut sebahu. Saya benar-benar tidak membayangkan kalau ibu bunga teman kampus saya, bahkan ibu murid saya sendiri yang meminta seperti itu.

Memang tidak pernah ada keinginan untuk “berc*nta” dengan Tante Stella ini, karena selama ini saya menganggap dia sebagai seorang ibu yang baik dan bertanggung jawab.

“Wah.. saya harus memuaskan Tante dengan apa dong..?” tanya saya sambil bercanda.
“Yah.. kamu pikir sendirilah, kan kamu sudah dewasa kan..?” jawabnya.

Lalu akhirnya saya terbawa n*fsu s*tan juga, dan mulai memberanikan diri untuk memeluknya dan kami mulai berc*uman di ruang keluarganya. Dimulai dengan menc*um bibirnya yang tipis, dan tanganku mulai mer*mas-r*mas pay*daranya yang masih montok itu.

Tante Stella juga tidak mau kalah, dia langsung mer”mas-r*mas alat kel*minku dengan keras. Mungkin karena selama ini tidak ada pria yang dapat memuaskan n*fsu s*ksnya yang ternyata sangat besar ini. Akhirnya setelah hampir selama setengah jam kami berdua berc*mbu, Tante Stella menarik saya ke kamar tidurnya.

Sesampainya di kamar tidurnya, dia langsung melucuti semua baju saya, pertama-tama dia melepas kemeja saya sambil menc*umi d*d* saya. Bukan main n*fsunya si Tante, pikirku. Dan akhirnya, sampailah pada bagian celana.

Betapa n*fsunya dia ingin melepaskan celana Levis saya. Dan akhirnya dia dapat melihat betapa teg*ngnya b*tang kem*luan saya.
“Wah.. Rud, gede juga nih punya kamu..” kata si Tante sambil bercanda.
“Masa sih Tante..? Perasaan biasa-biasa saja deh..!” jawab saya.

Dalam keadaan saya berdiri dan Tante Stella yang sudah jongkok di depan saya, dia langsung menurunkan cel*na d*lam saya dan dengan cepatnya dia memasukkan b*tang kem*luan saya ke dalam mulutnya. Aghh, nikmat sekali rasanya. Karena baru pertama kali ini saya merasakan or*l s*ks.

Setelah dia puas melakukan or*l dengan kem*luan saya, kemudian saya mulai memberanikan diri untuk bereaksi. Sekarang gantian saya yang ingin memuaskan si Tante. Saya membuka bajunya dan kemudian saya melepaskan celana panjangnya.

Setelah melihat keadaan si Tante dalam keadaan tanpa baju itu, tiba-tiba lib*do s*ks saya menjadi semakin besar. Saya langsung menc*umi pay*daranya sambil meremas-remas, sementara itu Tante Stella terlihat senangnya bukan main.

Lalu saya membuka B* hitamnya, dan mulailah saya mengg*git-g*git put*ngnya yang sudah mengeras.
“Oghh.. saya merindukan suasana seperti ini Rud..!” d*sahnya.
“Tante, saya belum pernah gituan loh, tolong ajarin saya yah..?” kata saya.

Karena saya sudah bern*fsu sekali, akhirnya saya mendorong Tante jatuh ke ranjangnya. Dan kemudian saya membuka cel*na d*lamnya yang berwarna hitam. Terlihat jelas kl*toris-nya sudah memerah dan l*ang kem*luannya sudah basah sekali di antara bulu-bulu halusnya.

Lalu saya mulai menj*lat-j*lat kem*luan si Tante dengan pelan-pelan.
“Ogh.. Rud, pintar sekali yah kamu mer*ngs*ng Tante..” dengan suara yang mendesah.

Tidak terasa, tahu-tahu rambutku dijambaknya dan tiba-tiba tubuh Tante mengejang dan saya merasakan ada cairan yang membanjiri kem*luannya, wah.. ternyata dia org*sme! Memang berbau aneh sih, karena berhubung sudah dilanda n*fsu, bau seperti apa pun tentunya sudah tidak menjadi masalah.

Setelah itu kami merubah posisi menjadi 69, posisi ini baru pertama kalinya saya rasakan, dan nikmatnya benar-benar luar biasa. Mulut Tante menj*lati kem*luan saya yang sudah mulai basah dan begitupun mulut saya yang menj*lat-j*lat l*ang kem*luannya.

Setelah kami puas melakukan or*l s*ks, akhirnya Tante Stella sekarang meminta saya untuk memasukkan b*tang kem*luan saya ke dalam lubang kem*luannya.
“Rud.. ayoo Dong, sekarang masukin yah, Tante sudah tidak tahan nih..!” pinta si Tante.

“Wah.. saya takut kalo Tante hamil gimana..?” tanya saya.
“Nggak usah takut deh, Tante minum obat kok, pokoknya kamu tenang-tenang aja deh..!” sambil berusaha meyakinkan saya.

Benar-benar n*fsu s*tan sudah mempengaruhi saya, dan akhirnya saya nekad memasukkan kem*luan saya ke dalam lubang kem*luannya. Oghh, nikmatnya..

Setelah akhirnya masuk, saya melakukan gerakan maju-mundur dengan pelan.
“Ahh.. dorong terus Dong Rud..!” pinta si Tante dengan suara yang sudah mend*sah sekali.

Mendengar desahannya, saya menjadi semakin n*fsu, dan saya mulai mendorong dengan kencang dan cepat. Sementara itu tangan saya asyik mer*mas-r*mas pay*daranya, sampai tiba-tiba tubuh Tante Stella mengejang kembali. Astaga, ternyata dia org*sme yang kedua kalinya.

Dan kemudian kami berganti posisi, saya di bawah dan dia di atas saya. Posisi ini adalah idaman saya kalau sedang bers*nggama. Dan ternyata posisi pilihan saya ini memang tidak salah, benar-benar saya merasakan kenikmatan yang luar biasa dengan posisi ini.

Sambil merasakan gerakan naik-turunnya pinggul si Tante, tangan saya tetap sibuk mer*mas pay*daranya lagi.
“Oh.. oh.. nikmat sekali Rudy..!” teriak si Tante.
“Tante.. saya kayaknya sudah mau keluar nih..!” kata saya.

“Sabar yah Rud.. tunggu sebentar lagi, Tante juga udah mau keluar lagi nih..!” jawab si Tante.
Akhirnya saya tidak kuat menahan lagi, dan keluarlah cairan m*ni saya di dalam l*ang kem*luan si Tante, begitu juga dengan si Tante.

“Arghh..!” teriak Tante Stella.
Tante Stella kemudian mencakar pundak saya, sementara saya memeluk badannya dengan erat sekali. Sungguh luar biasa rasanya, otot-otot kem*luannya benar-benar mer*mas b*tang kem*luan saya.

Setelah itu kami berdua letih, tanpa disadari kami telah sejam bers*nggama, saya akhirnya bangun. Saya memakai baju saya kembali dan menuju ke ruang keluarga. Ketika melihat Tante Stella dalam keadaan tel*nj*ng menuju ke dapur, mungkin dia sudah biasa seperti itu,

Entah kenapa, tiba-tiba sekarang giliran saya yang n*fsu melihat pinggulnya dari belakang. Tanpa bekata-kata, saya langsung memeluk Tante Stella dari belakang, dan mulai lagi mer*mas-r*mas pay*daranya dan pant*tnya yang montok serta menc*umi lehernya.

Tante pun membalasnya dengan penuh n*fsu juga. Tante langsung menc*umi bibir saya, dan memeluk saya dengan erat.
“Ih.. kamu ternyata n*fsuan juga yah anaknya..?” kataya sambil tertawa kecil.
“Agh.. Tante bisa aja deh..!” jawab saya sambil menc*umi bib*rnya kembali.

Karena sudah terlalu n*fsu, saya mengajaknya untuk sekali lagi bers*nggama, dan si Tante setuju-setuju saja. Tanpa ada perintah dari Tante Stella, kali ini saya langsung membuka celana dan baju saya kembali,

Sehingga kami dalam keadaan tel*nj*ng kembali di ruang keluarga. Karena keadaan tempat kurang nyaman, maka kami hanya melakukannya dengan gaya d*gie style.
“Um.. dorong lebih keras lagi dong Rud..!” d*sahnya.

Semakin n*fsu saja saya mendengar d*sahannya yang menurut saya sangat s*ksi. Maka semakin keras juga sodokan saya kepada si Tante, sementara itu tangan saya menj*mah semua bagian tubuhnya yang dapat saya jangkau.

“Rud.. mandi yuk..!” pintanya.
“Boleh deh Tante, berdua yah tapinya, terus Tante mandiin saya yah..?” jawab saya.

Akhirnya kami berdua yang tel*nj*ng menuju ke kamar mandi. Di kamar mandi saya duduk di atas closed, dan kemudian saya menarik Tante Stella untuk menc*umi kem*luannya yang mulai basah kembali. Dan Tante mulai ter*ngs*ng kembali.

“Hm.. nikmat sekali j*latanmu Rud.. agghh..!” d*sahnya.
“Rud.. kamu sering-sering ke sini Rud..!” katanya dengan nafas memburu.
Setelah puas menj*latinya, saya angkat Tante Stella agar duduk di atas saya, dan b*tang kem*luan saya kembali dibimbingnya masuk ke dalam l*bang kem*luannya.

Kali ini rasa nikmatnya lebih banyak terasa. Goyangan si Tante yang naik-turun yang makin lama makin cepat membuat saya akhirnya “KO” kembali. Saya mengeluarkan air m*ni ke dalam lubang kem*luannya. Tante Stella kemudian menj*lati kem*luan saya yang sudah berlumuran dengan air m*ni, dih*sapnya semua sampai bersih.

Setelah itu kami mandi bersama. Setelah selesai mandi, saya pamit pulang karena baru tersadar bahwa perbuatan saya amat berbahaya bila diketahui oleh Bapak Gatot, Indah teman sekampus saya, apalagi Noni murid saya itu.

Sampai sekarang kami masih sering bertemu dan melakukan pers*tubuhan, tetapi tidak pernah lagi di rumah, Tante memesan kamar hotel berbintang dan kami bertemu di sana.Selepas pengalaman itu, saya menjadi lebih berani pada wanita, dan menikmati pers”tubuhan dengan beberapa wanita setengah baya yang kesepian dan butuh pertolongan tanpa dibayar.