“Kenikmatan dalam Kesempatan Cerita Kakak dan Adik Ipar”

Sambil terus memijatnya aku pun berusaha mendekatkan wajahku pada rambutnya yang panjang terurai hingga membuatku semakin ter*ngs*ng saja. Karena sedikit kaget, dia menjauh dan menurunkan bajunya. Lalu aku katakan bahwa pengobatannya belum selesai dan harus Melanjutkan agar tak bertambah parah sakitnya.

Dia mengangguk pelan dan kembali membuka kaos yang dikenakannya . Sejenak aku perhatikan wajahnya yang tampak beda, merah padam. Aku heran kenapa, setelah aku perhatikan seksama, matanya sesekali melirik ke arah ‘Mr. Penny’ku. Ya ampun, handukku tersingkap dan ‘Mr. Penny’ku yang membesar dan memanjang, terpampang jelas di depan matanya. Pasti tersingkap sewaktu dia kaget tadi.

Lalu kuminta Lia kembali mendekat, dan aku katakan bahwa ini wajar terjadi, karena aku sedang berdekatan dengan perempuan, apalagi sedang melihat yang berada di dalam bajunya. Dengan malu dia tertunduk. Lalu aku lanjutkan, entah pikiran dari mana, tiba-tiba aku memuji badannya, aku katakan bahwa badannya bagus dan putih.

Aku juga mengatakan bahwa bib*rnya bagus. Entah keberanian dari mana, aku bangun sambil memegang tangannya, dan memintanya berdiri berhadapan. Sejenak kami berpandangan, dan aku mulai mendekatkan bib*rku pada bib*rnya. Kami berc*uman cukup lama dan sangat mer*ngs*ng. Aku perhatikan dia begitu bern*fsu, mungkin sudah sejak tadi pagi dia ter*ngs*ng.

Tanganku yang sudah sejak tadi berada di d*danya, kuarahkan menuju tangannya, dan menariknya menuju sofa. Kutidurkan Lia dan menindihnya dari pinggul ke bawah, sementara tanganku berusaha membuka bajunya. Beberapa saat nampaknya kesadaran Lia bangkit dan melakukan perlawanan, sehingga kuhentikan sambil membuka bajunya, dan aku kembali menc*um bib*rnya hingga lama sekali.

Begitu Lia sudah kembali mend*sah, perlahan tangan yang sejak tadi kugunakan untuk mer*mas d*danya, kuarahkan ke belakang untuk membuka kaitan **nya. Hingga terpampanglah buah d*danya yang berukuran cukup besar dengan p*ting besar coklat muda.

L*matan mulutku pada buah d*danya membuatnya sudah benar-benar ter*ngs*ng, sehingga dengan mudah tanganku menuju ke arah ‘Veggy’nya yang masih berc*lana d*lam, sedang tanganku yang satunya membawa tangannya untuk memegang ‘Mr. Penny’ku. Secara otomatis tangannya mer*mas dan mulai naik turun pada ‘Mr. Penny’ku. Sementara aku sibuk menaikkan roknya hingga cel*na d*lamnya terlihat seluruhnya.

Dan dengan menyibakkan cel*na d*lamnya, ‘Veggy’nya yang basah dan sempit itupun sudah menjadi mainan bagi jari-jariku. Namun tidak berapa lama, kurasakan p*hanya menjepit tanganku, dan tangannya memegang tanganku agar tidak bergerak dan tidak meninggalkan ‘Veggy’nya. Kusadari Lia mengalami org*sme yang pertama

Setelah mereda, kupeluk erat badannya dan berusaha tetap mer*ngs*ngnya, dan benar saja, bebrapa saat kemudian, nampak dirinya sudah kembali berga*rah, hanya saja kali ini lebih berani. Lia membuka cel*na d*lamnya sendiri, lalu berusaha mencari dan memegang ‘Mr. Penny’ku.

Sementara secara bergantian bib*r dan buah d*danya aku k*lum. Dan dengan tanganku, ‘Veggy’nya kuelus-elus lagi mulai dari bulu-bulu halusnya, bib*r ‘Veggy’nya, hingga ke dalam, dan daerah sekitar l*bang p*nt*tnya. Sensasinya pasti sungguh besar, sehingga tanpa sadar Lia menggel*njang-gel*njang keras.

Kesempatan ini tidak aku sia-siakan, bib*rku pindah menuju bib*rnya, sementara ‘Mr. Penny’ku ku dekatkan ke bib*r ‘Veggy’nya, ku elus-elus sebentar, lalu aku mulai selipkan pada bib*r ‘Veggy’ adik Iparku ini. Sudah seperti layaknya suami dan istri, kami seakan lupa dengan segalanya,

Lia bahkan mengerang minta ‘Mr. Penny’ku segera masuk. Karena basahnya ‘Veggy’ Lia, dengan mudah ‘Mr. Penny’ku masuk sedikit demi sedikit. Sebagai wanita yang baru pertama kali berh*bungan b*dan, terasa sekali otot ‘Veggy’ Lia menegang dan mempersulit ‘Mr. Penny’ku untuk masuk.

Dengan membuka p*hanya lebih lebar dan mendiamkan sejenak ‘Mr. Penny’ku, terasa Lia agak rileks. Ketika itu, aku mulai memaju mundurkan ‘Mr. Penny’ku walau hanya bagian kepalanya saja. Namun sedikit demi sedikit ‘Mr. Penny’ku masuk dan akhirnya seluruh b*tangku masuk ke dalam ‘Veggy’nya.

Setelah aku diamkan sejenak, aku mulai bergerak keluar dan masuk, dan sempat kulihat cairan berwarna merah muda, tanda keper*wan*nnya telah kudapatkan. Er*ngan nikmat kami berdua, terdengar sangat romantis saat itu. Lia belajar sangat cepat, dan ‘Veggy’nya terasa mer*mas-r*mas ‘Mr. Penny’ku dengan sangat lembut. Hingga belasan menit kami bers*tubuh dengan gaya yang sama, karena ku pikir nanti saja mengajarkannya gaya lain.

‘Mr. Penny’ku sudan berdenyut-denyut tanda tak lama lagi aku akan ejak*lasi. Aku tanyakan pada Lia, apakah dia juga sudah hampir org*sme. Lia mengangguk pelan sambil terrsenyum. Dengan aba-aba dari ku, aku mengajaknya untuk org*sme bersama. Lia semakin keras mengel*njang, hingga akhinya aku katakan kita keluar sama-sama.

Beberapa saat kemudian aku rasakan air m*n*ku muncrat dengan derasnya didalam ‘Veggy’nya yang juga menegang karena org*sme. Lia memeluk badanku dengan erat, lupa bahwa aku adalah kakak iparnya, dan akupun melupakan bahwa Lia adalah adik iparku, aku memeluk dan menc*umnya dengan erat.

Dengan muka sedikit malu, Lia tetap tertidur disampingku di sofa tersebut. Kuperhatikan dengan lega tidak ada penyesalan di wajahnya, tetapi kulihat kepuasan. Aku katakan padanya bahwa permainannya sungguh hebat, dan mengajaknya untuk mengulang jika dia mau, dan dijawab dengan anggukkan kecil dan senyum.

Sejak saat itu aku menjadi ketagihan dan semakin sering mengajak Lia untuk bers*tubuh terutama ketika istriku sedang tidak ada dirumah. Beberapa bulan kemudian Lia pun mengaku telah hamil namun demi menjaga kerahasian sk*ndal kami berdua maka ia pun berbohong dan mengatakan bahwa mantan pacarnya yang telah menghamilinya sehingga istriku tak mengetahui kalau aku lah yang telah menghamili adiknya. Hal ini memang sengaja disembunyikannya agar dapat menjaga hubungan baik diantara Lia dan kakaknya.