“Di Balik Senyumnya: Pertemuan Pertama dengan Janda Anak Satu”

“ Ayo Mat is*p Mat jangan siksa aku Mat… ”,
Akhirnya mulutku mengh*sap tet*k sebelah kirinya sedangkan tangan kanan ku mer*mas-r*mas tet*k sebelah kanannya.
“ Ouhhh… Sss…. ahhh…. eSsss…… enak Mat terus sedot yang keras Mat gig*t Mat ouhhh… ”, racaunya.

Sambil kusedot tet*knya bergantian kiri dan kanan tanganku bergerilya di bagian pangkal p*hanya sambil menggosok- gosok kl*torsnya dari bagian luar cel*na d*lamnya. Denisa-pun tidak sabar, akhirnya dia membuka celanaku termasuk cel*na d*lamku sehingga mencuatlah torp*oku yang sudah berdiri tegak itu dan Denisa terpana.

“ Gila gede banget Mat punya Kamu… ”,
Dan tanpa dikomando langsung Denisa memasukan kej*an*ku ke dalam mulutnya yang mungil, terasa penuh sekali mulut itu, Denisa menjil*t-jil*t ujung kem*lu*nku terus turun ke bawah sampai selurh b*tangnya terjil*t olehnya.

“ Sss…. ahhh…. enak Niss… terus… Nis ”, aku pun enahan Nikmat yang luar biasa.
Akhirnya aku berinisiatif dan memutar tubuhku sehingga posisi kami menjadi **Sesaat aku menjil*ti bagian bibir kewanitaan-nya Denisa mendes*h.

“ Sss…. ahhh…. enak Mat eSsss…… terus Mat… ”,
Akhirnya Denisa menggelinjang hebat ketika lidahku menyentuh bagian kl*torisnya.
“ Ahh… ouh… aku sampai Mat… ”,

Sambil mulutnya terus meng*lum kej*nt*nan-ku sed*tan Denisa-pun semakin cepat dan kuat pada kej*nt*nan-ku maka aku merasakkan denyut-denyut pada kej*nt*nan-ku.
“ Nis, aku juga mau sampai Nis ahh… ”,
“ Barengan ya… ”,

Mendengar itu Denisa makin bern*fsu meny*dot-nyed*t dan menjil*ti kej*nt*nan-ku dan akhirnya…
“ Aachh… Sss… ahhh… … ”
“ Crottt… Crottt… Crottt… ”

Akhirnya kej*nt*nan-ku menyemprotkan air m*ni dalam mulut Denisa dan dia menelan semuanya sehingga kamipun keluar secara bersamaan. Akhirnya Denisa-pun menggelimpang disampingku setelah menjil*ti seluruh kej*nt*nan-ku hingga bersih.

“ Makasih ya Mat aku dah lama nggak ngerasain kl*maks sejak suami aku kabur… ”, kata Denisa
“ Emang suami kamu kemana? ”,
“ Nggak tau tiba-tiba dia menghilang setelah aku ngelahirin anak aku ”,
“ Lho… kamu udah punya anak? ”,
“ Iya Mat.. anakku udah umur 1 tahun, Mat ”,

Kemudian Denisa memeluk aku dengan eratnya. Lalu dia mendongakkan kepalanya ke arah aku, lalu aku c*um bib*rnya lembut dia-pun membalasnya tapi lama-kelamaan ci*man itu berubah menjadi ci*man penuh n*fsu. Kemudian Denisa memegang kem*lu*n aku yang masih terbuka dan mer*mas-r*masnya sehingga secara otomatis torp*do-ku langsung berdiri dan mengeras.

Kemudian Denisa menaiki tubuh aku lalu menjil*ti habis seluruh tubuh aku mulai dari mulut hingga ujung kaki.
“ Sss… ahhh… … ”, des*hku sejalan dengan jil*tan di tubuhku.
Kemudian Denisa meng*lum kej*nt*nan-ku terlihat jelas dari atas bagai Mata kej*nt*nan-ku keluar masuk mulutnya yang mungil itu.

“ Ah. Ssss…… enak Bebs terus s*dot Bebs… Sss… ahhh… ouhhh… ”, des*hanku semakin mengeras.
Lalu kuputar tubuhku sehingga posisi ** dengan Denisa diatas tubuhku lalu aku menjil*ti kew*nita*n Denisa dan aku h*sap kl*toris Denisa.
“ Ahh… enak… sss ahhh.. terus Bebs, aku Bebs…. kamu Sss… ahhh… ouhh… ”, des*h Denisa.

Kemudian Denisa memutar tubuhnya kembali dan dia memegang torp*do-ku yang sudah siap tempur itu, dipaskannya ke l*ang kew*nita*n- setelah pas perlahan-lahan diturunkannya pant*t Denisa. Sehingga perlahan-lahan masuklah kej*nt*nan- aku ke l*ang s*ngg*ma Denisa

“ Aow… Ssss…… ohh… geede banget sih punya kamu yang ”, lirih Denisa.
“ Punya kamu juga sempit banget Yang, enak… Sss…. ahhh…. ”, kataku.

Perlahan-lahan aku tekan terus kej*nt*nan-ku ke dalam kew*nit*an-nya yang sempit itu. Akhirnya setelah amblas semuanya Denisa mulai mengerakan pinggulnya naik turun sehingga membuat kej*nt*nan- aku seperti dis*dot-s*dot. Denisa berada diatasku sekitar 15 menit sebelum akhirnya dia meng*rang.

“ Ahh… Bebs aku keluar, ahhhhhhhhh… ”, racaunya.
Setelah itu tubuh dia melemas dan memeluk aku namun karena aku sendiri juga mengejar puncak ku maka langsung kubalik tubuhnya tanpa melepas kej*nt*nan-ku yang ada di dalam kew*nit*an-nya.

Setelah aku berada diatasnya maka langsung kug*njot Denisa dari atas terus menerus hampir kurang lebih 20 menit hingga akhirnya Denisa mengalami kl*maks yang ketiga kali dalam waktu yang singkat ini.
“ Ahh… Bebs aku keluar lagi Bebs ahh… ”, Desah Denisa.

“ Kamu lama banget sih Bebs ”, des*h Denisa sambil terus menggoyangkan pinggulnya memutar.
“ Ahh… Ouh… terus Bebs Ssss… Ahhh… enak Bebs terus… ”, racaunya.
“ Iya aku juga enak Bebs terus Bebs ahh… enak Bebs mentok banget Sss…. ahhh…. ”, racauku tak kalah hebatnya.

Akhirnya setelah aku mengg*njot Denisa selama kurang lebih 40 menit aku merasakan seperti ada yang mendesak ingin keluar dari bagian kej*nt*nan-ku.
“ Bebs, aku mau keluar Bebs ”,

“ Mau di dalam atau diluar Bebs? ”, kataku.
“ Bentar Bebs aku juga mau keluar lagi ahh… ”, des*h Denisa.
“ Di dalem aja Bebs biar aku tambah puas ”, des*h Denisa lagi.

“ Ahh… Ssss…… Bebs aku keluar Bebs ahh… ”, racauku
“ Barengan Bebs aku juga sampai Sss…. ahhh…. ahh… oh… ”, des*h Denisa.
“ Ahh… Bebs aku keluar Bebs ahh… Ssss…… ohh… ”, des*hku.

“ Aahh ”, menyemprotlah air m*niku sebanyak 9 kali.
“ Emmhh… ”, saat itu juga si Denisa mengalami kl*maks.
“ Makasih ya Bebs ”, kata Denisa sambil menc*um bibirku mesra.

Setelah itu kami langsung membersihkan diri di kamar Mandi dan didalam kamar Mandi-pun kami sempat ‘main’ lagi ketika kami saling membersihkan punya pasangan kami masing-masing tiba-tiba Denisa jongkok dan meng*lum punyaku kembali dan au dalam posisi berdidi mencoba menahan Nikmatnya.

Namun aku tidak tahan menahan gejolak yang ada maka aku duduk di ws dan Denisa duduk di atasku dengan posisi menghadapku dan dia memasukkan kembali kej*nt*nan-nya kedalam kew*nit*an-nya.
“ Bless… ahh… Ssss…… enak Bebs ahh… ”, racaunya mulai meNikmati permainan.

Namun setelah 15 menit aku merasa bosan dengan posisi seperti itu maka aku suruh memutar tubuhnya membelakangi aku dan aku angkat perlahan tanpa melepas kej*nt*nan-ku dan aku suruh Denisa men*ngging dengan berpegangan pada tepian bak Mandi dan ketika dia men*ngging langsung aku g*njot maju mundur sambil mer*mas-r*mas pay*dar*nya yang mengayun-ayun.

“ Sss…. ahhh…. Mat aku mau keluar Mat… ”, des*hnya.
“ Mat, aaahhh… ”, terasa l*ndir k*win Denisa kembali membasahi kej*nt*nan-ku.
Karena kondisi Denisa yan lemas maka aku memutuskan untuk melepaskan kej*nt*nan-ku dan Denisa melanjutkannya dengan meng*lum kej*nt*nan-ku hingga akhirnya…

“ Nis aku mau keluar Bebs… Sss…. ahhh…. ”, Sambil kutekan dalam-dalam kepalanya ke arah kej*nt*nan-ku sehingga terlihat kej*nt*nan-ku amblas semua ke mulutnya yang mungil itu.
Dan ketika Denisa meny*dot kej*nt*nan-ku maka… “ Sss…. ahhh…. Nis… ”,

Dan pada akhirnya aku semprotkan seluruh air m*niku ke mulut Denisa dan aku lihat Denisa menelan semua air m*niku tanpa ada yang tumpah dari mulutnya bahkan dia membersihkan kej*nt*nan-ku dengan menjil*ti sisa-sisa seluruh air m*ni yang ada.

Setelah itu kami saling membersihkan tubuh kami masing-masing dan kami kembali ke kamar dengan tubuh yang sama-sama tel*nj*ng bulat dan kami tiduran sambil berpelukan tanpa sehelai benang pun yang menutupi tubuh kami dan kami saling menc*um dan mer*ba serta ngobrol-ngobrol sejenak.

Tanpa terasa kami sudah berada di rumahku hampir selama 4 jam. Maka akhirnya kami mengenakan baju kami masing-masing dan setelah itu aku mengantarkan Denisa pulang ke kostsannya di daerah Roxy dan berjanji untuk saling menghubungi. Hingga saat cerita ini aku tulis, kami masih sering berhubungan dan melakukan hubungan int*m.