“Rahasia Gelap Sang Pembantu Binal yang Haus Akan Kepuasan”

Lidahnya menyapu-nyapu di sekitar kemaluan Sartono. Melumat batang yang sdh tegak bagai besi tiang pancang dan megulumnya dgn penuh nafsu. Tubuh Sartono berguncang keras merasakan nikmatnya cumbuan yang begitu lihai. Apalagi saat lidah Bi Edoh mempermainkan biji pelernya, kemudian melata-lata ke sekujur batang kemaluannya.

Sartono merasakan bagian bawah perutnya berkedut-kedut akibat jilatan itu. Bahkan saking enaknya, Sartono merasa tak sanggup lg menahan desakan yang akan menyembur dr ujung moncong kemaluannya. Bi Edoh rupanya merasakan hal itu. Ia tak menginginkannya. Dgn cepat ia melepaskan kulumannya dan langsung memencet pangkal batang kemaluan Sartono sehingga tidak langsung menyembur.

“Akh Bi. . kenapa?” Tanya Sartono bingung krn barusan ia merasakan air maninya akan muncrat tapi tiba-tiba tidak jadi. “Nggak apa-apa. Tenang saja, Den. Biar tambah enak, ” jawabnya seraya naik ke atas tubuh Sartono. Dgn posisi jongkok dan kedua kaki mengangkang, Bi Edoh mengarahkan batang Batang Rudal Sartono persis ke arah liang memeknya.

Perlahan-lahan tubuh Bi Edoh turun sambil memegang Batang Rudal Sartono yang sdh mulai masuk. “Uugghh. . enak nggak Den?”“Aduuhh. . Bi Edoh. . sedaapphh. . ! ” pekiknya. Sartono merasakan batang Batang Rudalnya seperti disedot liang memek Bi Edoh. Terasa sekali kedutan-kedutannya. Ia lalu menggerakan pantatnya naik turun.

Kontolnya bergerak cepat keluar masuk liang nikmat itu. Bi Edoh tak mau kalah. Pantatnya bergoyang ke kanan-kiri mengimbangi tusukan Batang Rudal Sartono. “Auugghh Deenn. . uueennaakk! ” jerit Bi Edoh seperti kesetanan. “Terus Den, jgn berhenti. Ya tusuk ke situ. . auughgg. . aakkhh. . ”Sartono mempercepat gerakannya krn mulai merasakan air maninya akan muncrat.

“Bi. . saya mau keluaarr. . ” Jeritnya. “Iya Den. . ayo. . keluarin aja. Bibi juga mau keluar. . ya terusshh. . oohh teruss. . ” katanya tersengal-sengal. Sartono mencoba bertahan sekuat tenaga dan terus menggenjot liang mem*k Bi Edoh dgn tusukan bertubi-tubi sampai akhirnya kewalahan menghadapi goyangan pinggul wanita berpengalaman ini.

Badannya sampai terangkat ke atas dan sambil memeluk tubuh Bi Edoh erat-erat, Sartono menyemburkan cairan kentalnya berkali-kali. “Crot. . croott. . crott!”“Aaakkhh. . ” Bi Edoh juga mengalami orgasme. Sekujur tubuhnya bergetar hebat dlm pelukan erat Sartono.

“Ooohh. . Deenn. . hebat sekali. . ”Kedua insan yang tengah lupa daratan ini bergulingan di atas ranjang merasakan sisa-sisa akhir dr kenikmatan ini. Nafas mereka tersengal-sengal. Peluh membasahi seluruh tubuh mereka meski udara malam di luar cukup dingin. Nampak senyum Bi Edoh mengembang di bibirnya. Penuh dgn kepuasan.

Ia melirik genit kepd Sartono. “Gimana Den. Enak khan?”“Iya Bi, enak sekali, ” jawab Sartono seraya memeluk Bi Edoh.
Tangannya mencolek nakal ke buah dada Bi Edoh yang menggelantung persis di depan mukanya. “Ih Aden nakal, ” katanya semakin genit.

Tangan Bi Edoh kembali merayap ke arah batang Batang Rudal Sartono yang sdh lemas. Mengelus-elus perlahan hingga batang itu mulai memperlihatkan kembali kehidupannya. “Bibi isep lg ya Den?”Sartono hanya bsa mengangguk dan kembali merasakan hangatnya mulut Bi Edoh ketika mengulum Batang Rudalnya.

Mereka kembali bercumbu tanpa mengenal waktu dan baru berhenti ketika terdengar kokok ayam bersahutan. Sartono meninggalkan kamar Bi Edoh dgn tubuh lunglai. Habis sdh tenaganya krn bercinta semalaman. Tapi nampak wajahnya berseri-seri krn malam itu ia sdh merasakan pengalaman yang luar biasa.